Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Kerawanan Bencana Banjir Kota Padang Tahun 2011-2022

Studi ini menganalisis kawasan rawan banjir di Kota Padang pada dua periode waktu yang berbeda, yaitu tahun 2011 dan 2022 menggunakan pendekatan GIS. Studi ini mempertimbangkan lima faktor yang mempengaruhi, yang dipilih melalui sintesis literatur sebelumnya, termasuk kelerengan, curah hujan, buffer sungai, tutupan lahan, dan jenis tanah. Data curah hujan dan tutupan lahan menjadi perbedaan utama dalam input data antara tahun 2011 dan 2022. Tingkat kerawanan banjir di Kota Padang dibagi menjadi kategori sangat rendah hingga sangat tinggi. Hasil dari studi ini menunjukkan Pada tahun 2011 kawasan rawan banjir pada kelas tinggi seluas 14.103,62 ha atau 20% sedangkan pada tahun 2022 kawasan rawan banjir pada kelas tinggi meningkat dengan luas 16.591,12 ha atau 24%. Perubahan kawasan banjir di Kota Padang pada tahun 2011 dan 2022 yang paling signifikan dapat dilihat pada kelas rendah ke sedang. Pada tahun 2011 kawasan rawan banjir pada kelas rendah seluas 33.613,24 ha namun pada tahun 2022 pada kelas rendah berkurang menjadi 24.116,22 ha karena terjadi peningkatan kelas kerawanan menjadi kelas sedang, dengan luas 9.284,37 ha. Pada tahun 2011, kawasan yang rawan terhadap banjir pada kategori sedang hingga tinggi umumnya terkonsentrasi di wilayah barat atau kawasan perkotaan. Namun, pada tahun 2022 kawasan yang rawan terhadap banjir pada kategori sedang hingga tinggi tidak hanya terbatas pada kawasan perkotaan, melainkan juga mulai berkembang ke wilayah utara, selatan, dan timur Kota Padang.
sumber :
Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.