Pemkab Bantul Dorong Pengolahan Sampah Mandiri Berbasis Perumahan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus mendorong pengolahan sampah mandiri berbasis perumahan sebagai solusi untuk mengatasi persoalan sampah rumah tangga langsung di lingkungan masyarakat.

Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, menyampaikan apresiasinya kepada warga Perumahan Guwosari, Pajangan, yang telah berhasil mengelola sampah secara mandiri. “Dengan adanya pengolahan sampah berbasis perumahan, masyarakat tidak lagi bergantung pada TPST tingkat kabupaten. Jika seluruh wilayah melakukan hal serupa, saya yakin permasalahan sampah di Bantul dapat terselesaikan,” ujarnya saat meninjau lokasi pengolahan sampah, Kamis (4/9).

Menurut Aris, program ini merupakan langkah positif di tengah persoalan sampah yang masih menjadi perhatian serius Pemkab. Ia menambahkan, ke depan Pemkab akan berkoordinasi lebih lanjut dengan instansi terkait, termasuk dukungan sarana dan prasarana pemilahan sampah.

Lurah Guwosari, Masduki Rohmad, menjelaskan bahwa pengolahan sampah dilakukan dengan sistem pemilahan berdasarkan empat kategori: rosok (sampah bernilai jual), bosok (sampah organik), popok (residu), dan godhong tok (daun dan limbah pekarangan).

Di RT 05 Perumahan Kembang Putihan yang terdiri dari 500 kepala keluarga, diterapkan dua skema pengelolaan: pengolahan sampah komunal dan langganan sampah rumah tangga. Untuk skema langganan, setiap rumah tangga awalnya dikenakan retribusi Rp40 ribu per bulan. Namun berkat adanya pengolahan sampah mandiri, warga mendapat insentif sehingga hanya membayar Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per bulan.

“Hasil pemilahan sampah sebagian disedekahkan, sebagian dikelola desa, sementara sampah dedaunan diolah menjadi pupuk kompos,” jelas Masduki.

Dengan model seperti ini, Pemkab Bantul berharap pengelolaan sampah mandiri dapat berkembang di seluruh dusun, sehingga persoalan sampah bisa selesai dari tingkat paling kecil, yakni rumah tangga dan komunitas perumahan.

Sumber: Antara News