๐ฃ๐ฒ๐๐ฎ ๐๐ฎ๐น๐ฎ๐ป ๐ฃ๐ฒ๐ป๐ด๐ฒ๐บ๐ฏ๐ฎ๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐๐ป๐ฑ๐๐๐๐ฟ๐ถ ๐ฆ๐๐๐๐ฎ๐ถ๐ป๐ฎ๐ฏ๐น๐ฒ ๐๐๐ถ๐ฎ๐๐ถ๐ผ๐ป ๐๐๐ฒ๐น (๐ฆ๐๐) ๐๐ป๐ฑ๐ผ๐ป๐ฒ๐๐ถ๐ฎ

Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri Sustainable Aviation Fuel (SAF) Indonesia disusun sebagai respons atas komitmen global yang menargetkan net zero emission (NZE) di sektor aviasi pada tahun 2050 oleh International Civil Aviation Organization (ICAO), sekaligus sejalan dengan janji Presiden Jokowi untuk mencapai NZE sebelum tahun 2060. Mengingat posisi strategis Indonesia sebagai pasar aviasi terbesar di Asia Tenggara, pengembangan ekosistem bioavtur ini diharapkan mampu mewujudkan kedaulatan energi nasional, meningkatkan nilai ekonomi, serta mendukung dekarbonisasi sektor aviasi. Peta Jalan ini menggarisbawahi urgensi SAF sebagai instrumen paling berpengaruh dalam pengurangan emisi CO2 di sektor penerbangan, dengan potensi reduksi hingga 80% dibandingkan bahan bakar konvensional. Untuk memastikan keberlanjutan industri ini, ditetapkan strategi dua pilar utama: Strategi Permintaan dan Strategi Suplai. Dalam pilar permintaan, Indonesia mengusulkan target pencampuran SAF nasional yang diperbarui secara bertahap, dimulai dari 1% pada tahun 2027 dan ditargetkan mencapai 50% pada tahun 2060. Untuk mengkatalisasi adopsi, Peta Jalan merekomendasikan mandat penggunaan SAF (3% campuran) untuk penerbangan internasional yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta dan I Gusti Ngurah Rai, serta opsi sukarela “Green Airfare” bagi penumpang domestik. Kemudian, dalam pilar suplai, strategi berfokus pada jaminan ketahanan pasokan SAF domestik, memanfaatkan potensi bahan baku terbesar di Asia Tenggara. Saat ini, Pertamina diproyeksikan memiliki kapasitas produksi SAF sebesar 1.114 juta liter per tahun pada 2030 dari Green Refinery Cilacap dan Plaju, yang cukup untuk memenuhi permintaan domestik hingga 2039. Namun, tantangan besar ada pada pengamanan bahan baku berkelanjutan seperti Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) dan Used Cooking Oil (UCO). Solusi yang diusulkan mencakup implementasi Domestic Market Obligation (DMO) untuk PFAD dan pembangunan sistem pengumpulan UCO yang kuat, sekaligus mendorong pengembangan teknologi produksi SAF generasi berikutnya (seperti Alcohol-to-Jet/AtJ dan FischerโTropsch/FT) untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang setelah 2040. Keberhasilan realisasi ini membutuhkan kolaborasi berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan industri aviasi dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. โ ๏ธ Disclaimer: Isi konten dalam dokumen ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pihak pembuat atau penerbit asli. Kami hanya membagikan ulang informasi ini untuk tujuan edukasi dan referensi. Segala pandangan, opini, atau data yang terkandung di dalamnya tidak mencerminkan sikap atau tanggung jawab kami. Harap verifikasi informasi secara independen sebelum menggunakannya untuk pengambilan keputusan.
Source:
Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.




