Hari Pohon Sedunia: Pengingat Penting untuk Menjaga Bumi

Setiap tanggal 21 November, dunia memperingati Hari Pohon Sedunia atau World Tree Day. Peringatan ini menjadi momen penting bagi seluruh umat manusia untuk kembali menyadari betapa besarnya peran pohon dalam menjaga keseimbangan ekosistem bumi.
Di Indonesia, Hari Pohon diperingati sebagai ajakan untuk menjaga lingkungan melalui penanaman pohon dan pelestarian hutan. Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi bagian dari upaya nyata dalam menghadapi ancaman perubahan iklim global.
Sejarah Hari Pohon Sedunia
Hari Pohon Sedunia pertama kali digagas oleh ilmuwan dan pecinta lingkungan asal Amerika Serikat, Julius Sterling Morton, pada tahun 1872. Ia memprakarsai kegiatan Arbor Day di Nebraska yang berhasil menanam lebih dari satu juta pohon dalam satu hari.
Keberhasilan ini menginspirasi banyak negara, hingga akhirnya berkembang menjadi peringatan global yang dirayakan setiap tahun di berbagai belahan dunia — termasuk Indonesia.
Di Indonesia, pemerintah menetapkan 21 November sebagai Hari Pohon Indonesia, bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Nasional (HMPI) yang dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2008.
Makna Penting Hari Pohon
Peringatan Hari Pohon mengandung pesan mendalam bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Pohon bukan hanya penghasil oksigen, tetapi juga penopang kehidupan di bumi.
Tanpa pohon, suhu bumi meningkat, keanekaragaman hayati menurun, dan bencana alam seperti banjir serta tanah longsor semakin sering terjadi.
Beberapa makna penting Hari Pohon antara lain:
- Simbol keseimbangan alam dan kehidupan – menjaga iklim, menyerap CO₂, dan menghasilkan oksigen.
- Pengingat tanggung jawab manusia – tidak hanya menanam, tetapi juga merawat dan melestarikan pohon.
- Wujud komitmen melawan perubahan iklim – penanaman pohon menjadi salah satu cara paling efektif menekan pemanasan global.
- Bentuk kepedulian sosial dan ekologis – menanam pohon berarti menanam harapan bagi generasi mendatang.
Tema Hari Pohon 2025: “Hijaukan Bumi, Pulihkan Alam”
Peringatan Hari Pohon 2025 di Indonesia mengusung tema “Hijaukan Bumi, Pulihkan Alam.” Tema ini mencerminkan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk memulihkan ekosistem hutan yang rusak serta mendorong gerakan menanam pohon secara berkelanjutan.
Pelestarian hutan bukan hanya tugas instansi kehutanan, tetapi tanggung jawab seluruh masyarakat. Setiap orang bisa berkontribusi melalui langkah sederhana: menanam pohon di halaman rumah, menjaga kebersihan lingkungan, hingga mengurangi penggunaan plastik.
Gerakan Menanam Pohon di Indonesia
Untuk memperingati Hari Pohon 2025, berbagai kegiatan dilakukan di seluruh Indonesia. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, serta komunitas lingkungan menggelar Gerakan Menanam Pohon Nasional.
Kegiatan tersebut meliputi:
- Penanaman pohon di lahan kritis, bantaran sungai, dan kawasan hutan lindung.
- Edukasi lingkungan di sekolah dan kampus.
- Lomba kreativitas bertema penghijauan bagi generasi muda.
- Donasi pohon secara digital melalui aplikasi peduli lingkungan.
Di sejumlah wilayah seperti Kalimantan, Jawa Barat, dan Papua, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan penanaman jutaan bibit pohon melalui program Gerakan Indonesia Menanam 2025.
Peran Penting Pohon dalam Kehidupan
Setiap pohon dewasa mampu:
- Menyerap hingga 21 kg karbon dioksida per tahun,
- Menghasilkan oksigen untuk dua orang,
- Menyimpan ratusan liter air tanah,
- Menjadi habitat bagi ribuan spesies flora dan fauna.
Selain manfaat ekologis, pohon juga memiliki nilai sosial dan ekonomi. Hutan menyediakan madu, getah, buah-buahan, serta tanaman obat yang mendukung perekonomian masyarakat sekitar. Peringatan Hari Pohon pun sekaligus mendorong berkembangnya ekonomi hijau dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Partisipasi Sekolah dan Komunitas
Di berbagai sekolah, kegiatan “Satu Siswa, Satu Pohon” menjadi sarana edukasi lingkungan sejak dini. Sementara itu, komunitas pecinta alam dan organisasi seperti WWF Indonesia, WALHI, dan Greenpeace Indonesia aktif mengadakan kampanye digital dan aksi penanaman pohon di berbagai kota besar.
Melalui kegiatan ini, diharapkan kesadaran masyarakat — khususnya generasi muda — semakin tinggi dalam menjaga kelestarian pohon.
Tantangan Lingkungan di Tengah Krisis Iklim
Meski gerakan menanam pohon terus digencarkan, tantangan lingkungan masih besar. Deforestasi, kebakaran hutan, dan alih fungsi lahan masih mengancam keberlangsungan ekosistem.
Data KLHK menunjukkan bahwa Indonesia kehilangan ratusan ribu hektare hutan setiap tahun. Karena itu, Hari Pohon menjadi momentum untuk memperkuat komitmen menjaga hutan agar bumi tetap hijau dan lestari.
Makna Hari Pohon bagi Generasi Muda
Generasi muda memegang peran kunci dalam menjaga bumi. Melalui peringatan Hari Pohon, mereka diingatkan bahwa tindakan sekecil apa pun — termasuk menanam satu pohon — dapat memberi dampak besar bagi masa depan.
Pohon yang ditanam hari ini akan menjadi sumber kehidupan bagi anak cucu di masa mendatang. Oleh sebab itu, Hari Pohon harus menjadi gerakan cinta lingkungan yang berkelanjutan, bukan sekadar agenda tahunan.
Penutup
Peringatan Hari Pohon 21 November 2025 adalah ajakan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali mencintai bumi melalui tindakan nyata: menanam, merawat, dan menjaga pohon.
Dengan tema “Hijaukan Bumi, Pulihkan Alam,” mari jadikan momen ini sebagai refleksi dan aksi bersama untuk melindungi bumi dari kerusakan.
Satu pohon yang kita tanam hari ini adalah napas kehidupan bagi generasi mendatang.
Menanam pohon bukan sekadar simbol, tetapi wujud cinta kita pada bumi dan masa depan Indonesia yang hijau, sejuk, dan berkelanjutan.
Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.




