Indonesia di tengah krisis iklim | mitra strategis dunia dan pemasok produk hijau

Indonesia: Mitra Strategis Global dan Pemasok Produk Hijau di Tengah Krisis Iklim
Indonesia kini memegang posisi krusial di panggung global sebagai mitra strategis utama dalam menghadapi krisis iklim. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan pentingnya peran ini saat pembukaan Lestari Awards 2025 (2/10/2025).
Dampak Global Krisis Iklim dan Peran Strategis Indonesia
Meningkatnya minat negara-negara maju, seperti Swiss, untuk mempererat hubungan dengan Indonesia menunjukkan pengakuan bahwa kelestarian alam Indonesia memiliki dampak signifikan bahkan pada negara-negara subtropis di belahan bumi utara.
Menurut Rachmat Pambudy:
- Dampak di Belahan Utara: Peningkatan suhu telah menyebabkan perubahan besar dalam proses pertanian di negara seperti Swiss, yang ekonominya sangat bergantung pada sektor tersebut.
- Ancaman Kesehatan Baru: Perubahan iklim juga memunculkan tantangan kesehatan, seperti penyebaran nyamuk Aedes ke wilayah subtropis, meningkatkan ancaman penyakit dengue di wilayah yang sebelumnya tidak terjangkau.
Indonesia kini berada di garis depan dalam menghadapi triple planetary crisis (krisis iklim, keanekaragaman hayati, dan polusi). Data BNPB menunjukkan rata-rata lebih dari 5.000 bencana terjadi hampir setiap tahun, dengan 2.300 di antaranya adalah bencana hidrometeorologi yang terkait langsung dengan perubahan iklim. Ironisnya, bencana terbesar seringkali terpusat di wilayah dekat Jakarta, seperti Bogor.
Transformasi Ekonomi dan Peluang Pasar Hijau
Tantangan krisis iklim ini juga erat kaitannya dengan pasar global dan standar perdagangan.
Mulai tahun 2026, mekanisme Carbon Border Adjustment akan diberlakukan. Hal ini mendesak Indonesia untuk mempercepat transformasi industri agar produk-produk vital seperti semen, baja, pupuk, dan listrik memenuhi standar hijau internasional.
“Setiap produk yang berlabel lestari akan mendapat harga premium. Indonesia punya peluang besar,” tegas Rachmat Pambudy.
Transformasi ini diarahkan menuju ekonomi hijau, biru, dan sirkular dengan target utama mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Kunci Sukses: Kolaborasi dan Semangat Kolektif
Menteri Rachmat menekankan bahwa target pembangunan jangka panjang ini hanya dapat dicapai melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Ia berharap penghargaan seperti Lestari Awards dapat berfungsi sebagai wahana inspiratif yang memperkuat semangat kolektif, mendorong kolaborasi sektoral, dan mempercepat transformasi menuju pembangunan hijau yang inklusif.
sumber:
Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.