Berita

PBB Peringatkan Ekonomi Digital Justru Sebabkan Kerusakan Lingkungan, Ini Penjelasannya

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa dorongan menuju ekonomi digital dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan. Dalam laporan terbarunya, badan perdagangan dan pembangunan PBB, UNCTAD, menyebutkan bahwa meskipun digitalisasi mendorong pertumbuhan ekonomi global, dampaknya terhadap lingkungan tidak bisa diabaikan.

Ekonomi digital membutuhkan pusat data (data center) yang mengonsumsi energi listrik sangat besar dan membutuhkan banyak air untuk pendinginan. Laporan berjudul “Digital Economy Report 2024” memberikan beberapa contoh dampak ekonomi digital terhadap lingkungan.

Dampak Ekonomi Digital Terhadap Lingkungan

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa sektor teknologi informasi dan komunikasi mengeluarkan antara 0,69 dan 1,6 gigaton karbon dioksida pada tahun 2020. Jumlah ini setara dengan 1,5 hingga 3,2 persen emisi gas rumah kaca global, hampir sama dengan emisi transportasi udara atau pelayaran. Sebagai contoh, memproduksi komputer seberat dua kilogram membutuhkan sekitar 800 kilogram bahan mentah.

Permintaan mineral penting seperti grafit, litium, dan kobalt diperkirakan akan melonjak sebesar 500 persen pada tahun 2050. UNCTAD menyerukan strategi berkelanjutan untuk melawan meningkatnya dampak buruk terhadap lingkungan, terutama di negara-negara berkembang.

Peringatan dari PBB

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam laporan tersebut mengatakan bahwa digitalisasi yang tidak diatur dapat meninggalkan masyarakat dan memperburuk tantangan lingkungan dan iklim. Guterres mengingatkan bahwa ketergantungan yang meningkat terhadap alat-alat digital berdampak langsung terhadap lingkungan, mulai dari penipisan bahan mentah, konsumsi air dan energi, polusi udara, hingga limbah elektronik. Dampak ini diperkuat oleh teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).

Tanggung Jawab Perusahaan Teknologi

Sekretaris Jenderal UNCTAD, Rebeca Grynspan, meminta perusahaan teknologi terbesar di dunia untuk menjadi pionir dengan menghasilkan data standar tentang dampak lingkungan. Google, misalnya, melaporkan peningkatan emisi gas rumah kaca sebesar 48 persen selama lima tahun hingga 2023 akibat penggunaan pusat data yang mendukung operasi AI. Laporan keberlanjutan terbaru dari Microsoft juga menunjukkan peningkatan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2020. Kedua perusahaan ini telah berjanji untuk menjadi netral karbon pada akhir dekade ini.

UNCTAD menekankan perlunya strategi berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif ekonomi digital terhadap lingkungan, sambil tetap mendukung perkembangan teknologi yang cepat. Upaya ini sangat penting untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi digital dapat diraih tanpa merusak lingkungan lebih lanjut.

sumber :

https://lestari.kompas.com/read/2024/07/11/130000686/pbb-peringatkan-ekonomi-digital-justru-sebabkan-kerusakan-lingkungan-ini

Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.

Konten Terkait

Back to top button
Data Sydney Erek erek