Wamen LHK: Mangrove harus dijaga sebagai benteng pertahanan negara

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong, menekankan pentingnya menjaga kelestarian mangrove di Indonesia bukan hanya karena fungsi ekologisnya yang vital dalam menyerap emisi gas rumah kaca, tetapi juga sebagai bagian dari sistem pertahanan negara. Mangrove, menurutnya, merupakan benteng alami yang melindungi Indonesia dari ancaman fisik luar, sehingga kelestariannya harus dijaga dengan serius.
Dalam diskusi publik bertajuk “Mangrove For Future” yang diselenggarakan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) di Jakarta, Alue menjelaskan bahwa Kementerian LHK bersama BRGM sedang fokus pada pemulihan hutan mangrove yang mengalami degradasi, terutama di Pesisir Utara Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan beberapa negara tetangga.
Salah satu contoh kasus yang disorot adalah hutan mangrove di Desa Liangu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Kawasan ini mengalami degradasi signifikan karena alih fungsi menjadi tambak, yang kini mencakup 106.134 hektare dari total 326.396,37 hektare wilayah mangrove di provinsi tersebut. Alue menegaskan bahwa degradasi ini tidak boleh dibiarkan karena dapat membuka peluang bagi ancaman dari luar, memperlemah posisi pertahanan negara.
Kepala BRGM, Hartono, menambahkan bahwa berdasarkan analisis citra satelit, 49 persen dari 106.134 hektare tambak tersebut sebelumnya merupakan hutan mangrove. Oleh karena itu, BRGM menargetkan rehabilitasi di sejumlah titik di Kalimantan Utara. Program ini mencakup penanaman mangrove seluas 31.374 hektare dalam tiga tahun ke depan, didukung oleh program Mangrove for Coastal Resilience (M4CR).
Hartono memastikan bahwa BRGM akan konsisten menjalankan tugas rehabilitasi hingga tahun 2027, termasuk di Kalimantan Utara, untuk memastikan keberlanjutan dan ketahanan lingkungan di kawasan tersebut.
sumber :
Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.