Lingkungan hidup dan sumberdaya alam | refleksi RPJPN 2005-2025 dan visi 2025-2045

Dalam periode 2005-2025, pembangunan nasional Indonesia telah berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, pencapaian ini belum sepenuhnya optimal dalam aspek sosial dan lingkungan. Fokus utama pembangunan ekonomi selama ini cenderung lebih pada pertumbuhan, sementara aspek sosial dan lingkungan seringkali kurang mendapat perhatian yang memadai. Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Emil Salim, hal ini perlu segera diperbaiki dengan merancang model pembangunan yang dapat menghasilkan keberlanjutan di tiga dimensi utama: ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang saling berinteraksi dan bergerak maju secara bersamaan.
Ke depan, Visi 2045 menekankan tidak hanya pada transformasi ekonomi, sosial, dan tata kelola, tetapi juga pada ketahanan ekologi jangka panjang. Ketahanan ekologi ini mencakup beberapa aspek utama:
- Lingkungan hidup dan sumber daya alam,
- Ketahanan energi, air, dan kemandirian pangan,
- Peran laut dan pesisir.
Pembangunan Lingkungan dalam RPJPN 2005-2025
Selama periode RPJPN 2005-2025, pembangunan di sektor lingkungan hidup dan sumber daya alam, termasuk penanganan perubahan iklim, telah menjadi prioritas. Namun, capaian yang diraih belum optimal. Untuk masa depan, pembangunan lingkungan harus difokuskan pada upaya menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, guna mendukung produktivitas dan kualitas kehidupan masyarakat. Salah satu langkah kunci adalah transformasi menuju ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan, yang mengedepankan pencegahan, pengurangan risiko, dan ketahanan terhadap bencana.
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) menunjukkan peningkatan yang signifikan, dari 59,79 pada 2009 menjadi 72,42 pada 2022. Di sisi lain, antara 2010-2021, Indonesia berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sekitar 5,65 GtCO2eq, atau sekitar 27,07% dari baseline. Pada 2021, intensitas emisi GRK tercatat sebesar 118 ton CO2eq/miliar rupiah, mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai 163 ton CO2eq/miliar rupiah.
Ketahanan Energi, Air, dan Pangan
Ketahanan energi, air, dan pangan adalah elemen krusial yang selalu menjadi perhatian pemerintah. Penyediaan yang cukup, terjangkau, berkualitas, dan berkelanjutan menjadi harapan utama masyarakat. Oleh karena itu, kebijakan diversifikasi dan konservasi sangat penting untuk menjaga pasokan yang ramah lingkungan.
Indikator penting dalam sektor energi adalah rasio elektrifikasi nasional, yang hampir mencapai 100% pada akhir periode RPJPN 2005-2025. Konsumsi listrik per kapita tercatat sekitar 1.600 kWh/kapita, menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan awal periode. Kapasitas pembangkit listrik diperkirakan akan tumbuh mencapai 100 GW pada akhir periode, dua kali lipat dari kapasitas awal.
Pembangunan sektor gas bumi juga menunjukkan hasil yang menggembirakan, dengan peningkatan pesat dalam pasokan LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan infrastruktur gas bumi yang telah merambah wilayah Indonesia timur hingga barat, melalui fasilitas LNG (Liquefied Natural Gas). Selain itu, program penyediaan BBM Satu Harga juga diluncurkan untuk mendukung pembangunan wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), khususnya di wilayah Indonesia timur, dengan menyediakan BBM dengan harga yang sama di seluruh Indonesia.
Pembangunan nasional Indonesia di sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan selama 2005-2025 telah menunjukkan kemajuan yang signifikan, meskipun masih banyak tantangan yang perlu diatasi, terutama terkait ketahanan ekologi dan keberlanjutan pembangunan. Ke depan, strategi pembangunan harus fokus pada transformasi ekonomi hijau, pengelolaan sumber daya alam yang lebih bijaksana, dan ketahanan pangan serta energi yang berkelanjutan. Penyempurnaan kebijakan yang lebih inklusif dan adaptif akan sangat penting untuk mencapai ketahanan nasional yang holistik pada tahun 2045.
sumber :
https://workingpapers.bappenas.go.id/index.php/bwp/article/view/314
Temukan peta dengan kualitas terbaik untuk gambar peta indonesia lengkap dengan provinsi.